Fiksiku Faktamu

By : Miftachul Janna
E-mail : jannamiftachul@yahoo.co.id
Website : www.miftachuljanna.blogspot.com

          Aku Carissa. Carissa Liliana Putri lengkapnya. Dari dulu hobby yang paling aku gandrungi hingga sekarang adalah menulis. Menurut aku menulis itu imajinasi seseorang yang berbau sastra bahkan sebuah pelontaran hati. Alias curhat. Tak jarang aku menyelipkan karangan fiksi-fiksiku ini dengan fakta. Yahh mungkin satu hingga dua saja. Karena aku tipe manusia yang tak gampang mengumbar kepribadian. Maksudnya aku ini bukan kran bocor yang bisa langsung tumpah seketika. Melainkan aku ini kran yang hanya bisa keluar airnya jika ada seseorang yang benar-benar mampu memutar kran itu. Namun jika tidak, yahh jangan harap dapat mengenal kepribadianku.

            Mulai dari salah satu tulisan yang tak lama ini aku buat. Tulisan itu berisi tentang seorang cewek yang sangat mencintai kekasihnya. Cewek itu tak jarang menangis akan tingkah sang kekasih. Dan parahnya kekasihnya yang kasar, arrogant, emosian, dan pemarah itu hingga dua tahun belakangan belum berubah. Yahh memang benar sihh, si cewek yang kebanyakan salah. Tapi dia ngga’ bikin kesalahan yang kebangetan kok. Paling-paling masalah sifatnya yang childish dan manja. Walau banyak perbedaan antara mereka, namun kisah cinta itu berjalan cukup lama.

 

           Pada suatu ketika, si cewek ngerasa cowoknya itu benar-benar berubah. Mulai dari menghilang dari peredaran, terus handphone yang tidak aktif, sampai orang tuanya pun tak tahu mengenai keberadaannya itu. Beberapa haripun berlalu. Sang cewek belum saja letih melakukan pencarian. Dan na’asnya setelah beberapa lama si cewek baru ingat jika mereka memiliki suatu tempat yang biasa dikunjungi bersama, yakni taman di dekat kompleks perumahannya. “Aku bodoh sekali, taman itu kan dekat dengan perumahanku. Mengapa tidak dari kemarin-kemarin saja aku mencoba mencarinya disana?” ujar si cewek. Keesokan harinya dia mencoba pergi ke taman tersebut. Namun kata salah satu penjaga taman yang memang kenal dengan mereka berkata, “Maaf mbak, mas yang sering datang bersama mbak itu sudah tidak pernah datang lagi ke taman ini.” Raut wajah si cewekpun kembali muram dan sedih. Si cewek itu pun duduk di samping bunga-bunga indah taman itu sembari bernyanyi sebuah lagu rindu. Tak lama kemudian, ada seseorang menjamah punggungnya. Diapun menoleh, dan kekasihnya itupun sudah berada dibelakangnya. Si cowok segera memeluknya. “Kamu kemana saja? Aku mencarimu. Aku khawatir denganmu.” Cewek itu bertanya. Dan terus bertanya. Namun sekejap pertanyaannya itu terjawab. Beberapa orang menghampirinya. Mereka keluarga kekasihnya itu. Mereka menyampaikan jika, “Kekasihmu telah pergi nak, belakangan hari dia tak pernah muncul lagi karena dia telah meninggal akibat kecelakaan sewaktu perjalanan menuju rumahmu. Orang-orang sekitar kompleks sebenarnya sudah tahu mengenai berita ini. Begitupula kami. Namun kami belum sanggup mengatakan sebenarnya kepadamu nak. Maaf kan kami.”

            “Boohhhooonnnggg ... Kalian bohong, baru saja dia datang dihadapanku. Menghapus tangisku. Dan memelukku. Tak mungkin dia meninggal.” Cewek itu marah. Berteriak tak percaya. Namun apa daya sosok yang baru saja memeluknya kini memang sudah tak ada, tak terlihat lagi.

            Yang kini hanya tersisa hanyalah kenangan antara mereka. Si cowok meninggal sewaktu perjalanan ke rumah ceweknya dengan bingkisan yang sudah lama dia persiapkan untuk hadiah hari jadi mereka yang ke dua. Namun tragedi na’as harus menimpanya. Yang selamat hanyalah bingkai foto mereka dengan bagian belakang yang tertuliskan, “Kamu berhasil sayang. Kamu mampu melalui hari tanpaku. Walau kamu masih mencariku hingga kini, namun jangan khawatir aku akan tetap ada disetiap pencarianmu. Mencintaimu. Menyayangmu.”

***

Carissa Liliana Putri hanya menuliskan itu. Dan sejak kejadian itu Carissa tak lagi mau menyentuh tulisannya. Carissa berjanji tak akan menulis lagi. Karena apa yang dia tulis benar-benar terjadi di kisah nyatanya. Carissa yang kala itu terpukul, segera melarikan diri ke luar negeri. Melanjutkan pendidikannya. Dan melepas kesedihan dengan hobbynya yang baru.